Minggu, 15 November 2015

Cerpen "Cerita Dua Ekor Ulat"

oleh Widya Nurul Rahma

Di sebuah kebun yang subur, hiduplah dua ekor ulat yang bernama Atacus Atlas dan Monarch Caterpillar. Monarch dan Atlas keduanya lahir di hari yang sama di atas pohon yang sama pula. Ketika baru lahir Monarch merasa senang bisa bersebelahan dengan telur yang ia rasa akan segera menetas juga. Monarch benar-benar memperhatikan telur itu, ia yakin bahwa telur yang berada tepat di sebelahnya, akan menjadi sahabatnya kelak. Monarch pun menunggu, berharap telur tersebut cepat menetas. Setelah satu jam menunggu, Monarch melihat telur tersebut bergerak-gerak, ia senang karena pasti ulat di dalam telur itu akan segera keluar. Monarch pun terus memperhatikan telur tersebut dengan penuh harap. Tidak lama kemudian akhirnya keluarlah seekor ulat Atlas yang gemuk, berwarna hijau dan memiliki duri-duri kecil di tubuhnya.
Ketika pertama kali melihat Atlas, Monarch sangat kagum dengan tubuh Atlas yang besar itu. Monarch merasa Atlas akan menjadi sahabat yang bisa melindunginya, jika kelak ada hewan lain atau manusia yang akan membahayakannya. Warna tubuh Atlas yang hijau pun senada dengan dedaunan, sehingga jika ada musuh atau hewan lain yang membahayakan ia bisa hinggap di daun-daun hijau.  Bentuk tubuh Monarch berbeda dengan bentuk tubuh Atlas, Monarch kecil dan berwarna hitam, kuning bergaris-garis. Warna tubuh Monarch sangat mencolok. Sehingga jika ada hewan pemangsa ulat seperti burung datang ke kebun, Monarch sangat khawatir ia akan sangat terlihat dan tak bisa menghindari hewan pemangsa tersebut.
Monarch merasa beruntung bertemu Atlas, hingga pada saat Atlas baru lahir Monarch langsung menyapanya dengan kata “Hai sahabatku”. Atlas diam tak menjawab sapaan Monarch. Atlas hanya melihat-lihat sekeliling dimana ia masih asing dengan keadaan di sekitarnya. Monarch merasa sedikit sedih ketika Altas tak menjawab sapaannya. Tetapi Monarch tetap berusaha mendekati Atlas.
“Hai, aku Monarch. Siapa namamu?” tanya Monarch pada Atlas. “Kau tidak tahu aku ulat apa?” Jawab Atlas sambil berbalik dan membelakangi Monarch. “ya aku tidak tahu” jawab Monarch. “Bagaimana bisa kau menyapaku dengan kata sahabat, sedang kau pun tak tahu siapa aku”. Sudah sana aku ingin beristirahat” jawab Atlas sinis.
Monarch merasa sedih ia pun terpaksa menjauh karena tak mau mengganggu Atlas yang ingin beristirahat. Akhirnya Monarch memutuskan untuk mencari daun segar yang bisa ia makan bersama Atlas. Monarch pun merayap mencoba mengelilingi kebun dan sambil melihat-lihat daun yang sekiranya bisa ia makan. Hingga akhirnya ia menemukan daun segar yang tumbuh di pohon mulberry. Ia pun kemudian kembali menghampiri Atlas. Berniat untuk mengajak Atlas makan bersama.
 “Atlas ayo kita bermain bersama, di sebelah sana ku lihat ada daun segar” Monarch mencoba merayu Atlas agar bisa bermain dan berteman dengan Atlas. “Dimana?” Atlas melihat sekeliling sambil mencari-cari daun segar yang Monarch maksud. “Di sebelah sana, ayo ikut”. Atlas pun memutuskan untuk ikut bersama Monarch. Sesampainya mereka di pohon mulberry.  Atlas berkata “Biar aku saja yang naik duluan ya Monarch! kamu tunggu di bawah saja dulu, nanti akan ku sisakan daun segar untukmu. Karena kalau kita bersama-sama naik pohon mulberry yang kecil ini, nanti pohon itu tidak akan kuat menahan berat tubuh kita berdua”. Ujar Atlas yang sudah tak sabar ingin menghabiskan daun segar itu. “Ya, bagaimana kau saja deh Atlas, aku menurut saja teman. Sisakan daun segar untuk ku ya” jawab Monarch. “Ya, tenang saja sahabatku Monarch, dalam waktu 5 menit aku akan segera turun dan menunjukan daun segar itu padamu”. Atlas mencoba meyakinkan Monarch sambil mulai menaiki pohon mulberry tersebut.
Monarch pun menunggu sambil melihat ke atas di mana Atlas sedang asik menyantap daun demi daun di pohon mulberry. 5 menit berlalu, “Atlas sudah kau temukan daun segar bagianku?” tanya Monarch pada atlas yang masih semangat memakan daun segar yang membuat Monarch tak sabar ingin cepat kebagian giliran. “Ya sedang ku cari tunggu saja” jawab Atlas. “Baiklah aku tunggu” Monarch mencoba menahan rasa lapar. 15 menit berlalu, Monarch pun tanpa sadar tertidur pulas karena terlalu lama menunggu. Tiba-tiba terdengar bunyi “Pluk”. Monarch kaget dan langsung terbangun dari tidurnya. Dilihatnya Atlas telah berada di bawah tidak jauh dari pohon mulberry yang gundul tak berdaun. Ternyata suara itu adalah suara yang berasal dari Atlas yang terjatuh dari pohon mulberry karena sudah tidak kuat menahan berat tubuhnya sendiri yang membengkak kekenyangan.
Monarch pun menghampiri Atlas. “Atlas kau tak apa-apa?” tanya Monarch. “Bagaimana kau bisa mengatakan aku tak apa-apa, kau tak lihat aku terjatuh dari pohon?” jawab Atlas yang merasa tak mau Monarch banyak bicara karena takut ditanyakan tentang daun mulberry yang telah Atlas habiskan. Mereka pun kemudian merayap mencari tempat berteduh. Sesampainya di bawah pohon pisang Atlas berkata “sudah, aku akan berteduh di sini saja, kau sana cari daun segar lagi untukku”. Pernyataan Atlas itu mengingatkan Monarch yang lupa bahwa saat ia tertidur pulas tadi, ia sedang menunggu gilirannya makan daun mulberry. “Baik Atlas aku akan mencari makanan lagi, kebetulan aku belum makan” ujar Monarch yang sama sekali tak mencurigai Atlas yang rakus dan hanya ingin berteman dengan Monarch karena Monarch dapat mencarikan makanan yang segar untuknya.
Monarch kemudian merayap, ia merasa sangat lapar dan memutuskan untuk kembali ke pohon mulberry. Monarch berpikir akan ada sisa daun segar yang disisakan oleh Atlas untuknya. Ia tak menyadari bahwa sebelumnya Atlas telah mengahabiskan seluruh daun di pohon mulberry. Rasa tidak sabar untuk segera makan pun membuat Monarch terburu-buru. Kiranya jarak 1 meter dari pohon mulberry, tiba-tiba Monarch melihat manusia yang membawa sebuah tabung besar berselang besi mendekati pohon mulberry. Entah apa yang manusia itu katakan Monarch tidak mengerti, yang pasti Monarch melihat ternyata pohon mulberry tersebut sudah tak berdaun dan manusia itu menyemprotkan cairan ke pohon mulberry dengan mimik muka seperti sedang merasa kesal dan marah.
Monarch merasa sedih karena ia tidak dapat makan daun mulberry segar. Padahal ia sangat merasa lapar. Ia pun merayap mencoba mencari dedaunan segar yang akan bisa ia makan. Saat sedang mencari-cari Monarch tiba-tiba teringat manusia yang menyemprotkan cairan ke pohon mulberry. Ia mencoba menebak, kira-kira cairan apa yang di semprotkan ke pohon mulberry tersebut. Seketika Monarch langsung teringat Atlas, ia takut daun yang mulberry yang telah Atlas makan beracun, karena sepertinya manusia yang datang ke kebun tersebut adalah pemilik pohon mulberry. Pastinya manusia itu telah menyemprotkan menyubur dan cairan anti hama pada pohon mulberry tersebut sebelum daun-daun itu Atlas makan, tebak Monarch.
Monarch akhirnya memutuskan untuk kembali menghampiri Atlas untuk memastikan keadaan Atlas. Sesampainya di bawah pohon pisang terlihat Atlas seperti tertidur pulas. Monarch mendekati Atlas kemudian berkata “Hai Atlas”, Atlas tak menjawab. Berulang kali Monarch mencoba membangunkan Atlas, tetapi Atlas tetap tak terbangun. Sampai pada akhirny Monarch sadar bahwa Atlas telah mati karena keracunan. Monarch merasa sangat sedih kehilangan Atlas sahabatnya, ia merasa bersalah telah menunjukan daun mulberry yang beracun itu pada Atlas. Monarch menangis tak tahu apa yang harus ia lakukan. Monarch pun merayap mengambil dedaunan yang telah gugur untuk menutupi tubuh Atlas yang kini telah tiada. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar