oleh Widya Nurul Rahma
Di sebuah kebun yang subur,
hiduplah dua ekor ulat yang bernama Atacus Atlas dan Monarch Caterpillar. Monarch
dan Atlas keduanya lahir di hari yang sama di atas pohon yang sama pula. Ketika
baru lahir Monarch merasa senang bisa bersebelahan dengan telur yang ia rasa
akan segera menetas juga. Monarch benar-benar memperhatikan telur itu, ia yakin
bahwa telur yang berada tepat di sebelahnya, akan menjadi sahabatnya kelak.
Monarch pun menunggu, berharap telur tersebut cepat menetas. Setelah satu jam
menunggu, Monarch melihat telur tersebut bergerak-gerak, ia senang karena pasti
ulat di dalam telur itu akan segera keluar. Monarch pun terus memperhatikan
telur tersebut dengan penuh harap. Tidak lama kemudian akhirnya keluarlah
seekor ulat Atlas yang gemuk, berwarna hijau dan memiliki duri-duri kecil di
tubuhnya.
Ketika pertama kali melihat
Atlas, Monarch sangat kagum dengan tubuh Atlas yang besar itu. Monarch merasa
Atlas akan menjadi sahabat yang bisa melindunginya, jika kelak ada hewan lain
atau manusia yang akan membahayakannya. Warna tubuh Atlas yang hijau pun senada
dengan dedaunan, sehingga jika ada musuh atau hewan lain yang membahayakan ia
bisa hinggap di daun-daun hijau. Bentuk
tubuh Monarch berbeda dengan bentuk tubuh Atlas, Monarch kecil dan berwarna
hitam, kuning bergaris-garis. Warna tubuh Monarch sangat mencolok. Sehingga jika
ada hewan pemangsa ulat seperti burung datang ke kebun, Monarch sangat khawatir
ia akan sangat terlihat dan tak bisa menghindari hewan pemangsa tersebut.
Monarch merasa beruntung
bertemu Atlas, hingga pada saat Atlas baru lahir Monarch langsung menyapanya
dengan kata “Hai sahabatku”. Atlas diam tak menjawab sapaan Monarch. Atlas
hanya melihat-lihat sekeliling dimana ia masih asing dengan keadaan di
sekitarnya. Monarch merasa sedikit sedih ketika Altas tak menjawab sapaannya.
Tetapi Monarch tetap berusaha mendekati Atlas.
“Hai, aku Monarch. Siapa namamu?”
tanya Monarch pada Atlas. “Kau tidak tahu aku ulat apa?” Jawab Atlas sambil
berbalik dan membelakangi Monarch. “ya aku tidak tahu” jawab Monarch.
“Bagaimana bisa kau menyapaku dengan kata sahabat, sedang kau pun tak tahu
siapa aku”. Sudah sana aku ingin beristirahat” jawab Atlas sinis.
Monarch merasa sedih ia pun
terpaksa menjauh karena tak mau mengganggu Atlas yang ingin beristirahat.
Akhirnya Monarch memutuskan untuk mencari daun segar yang bisa ia makan bersama
Atlas. Monarch pun merayap mencoba mengelilingi kebun dan sambil melihat-lihat
daun yang sekiranya bisa ia makan. Hingga akhirnya ia menemukan daun segar yang
tumbuh di pohon mulberry. Ia pun kemudian kembali menghampiri Atlas. Berniat
untuk mengajak Atlas makan bersama.
“Atlas ayo kita bermain bersama, di sebelah
sana ku lihat ada daun segar” Monarch mencoba merayu Atlas agar bisa bermain
dan berteman dengan Atlas. “Dimana?” Atlas melihat sekeliling sambil
mencari-cari daun segar yang Monarch maksud. “Di sebelah sana, ayo ikut”. Atlas
pun memutuskan untuk ikut bersama Monarch. Sesampainya mereka di pohon mulberry. Atlas berkata “Biar aku saja yang naik duluan
ya Monarch! kamu tunggu di bawah saja dulu, nanti akan ku sisakan daun segar
untukmu. Karena kalau kita bersama-sama naik pohon mulberry yang kecil ini,
nanti pohon itu tidak akan kuat menahan berat tubuh kita berdua”. Ujar Atlas
yang sudah tak sabar ingin menghabiskan daun segar itu. “Ya, bagaimana kau saja
deh Atlas, aku menurut saja teman. Sisakan daun segar untuk ku ya” jawab
Monarch. “Ya, tenang saja sahabatku Monarch, dalam waktu 5 menit aku akan
segera turun dan menunjukan daun segar itu padamu”. Atlas mencoba meyakinkan
Monarch sambil mulai menaiki pohon mulberry tersebut.
Monarch pun menunggu sambil
melihat ke atas di mana Atlas sedang asik menyantap daun demi daun di pohon
mulberry. 5 menit berlalu, “Atlas sudah kau temukan daun segar bagianku?” tanya
Monarch pada atlas yang masih semangat memakan daun segar yang membuat Monarch
tak sabar ingin cepat kebagian giliran. “Ya sedang ku cari tunggu saja” jawab
Atlas. “Baiklah aku tunggu” Monarch mencoba menahan rasa lapar. 15 menit berlalu,
Monarch pun tanpa sadar tertidur pulas karena terlalu lama menunggu. Tiba-tiba
terdengar bunyi “Pluk”. Monarch kaget dan langsung terbangun dari tidurnya.
Dilihatnya Atlas telah berada di bawah tidak jauh dari pohon mulberry yang
gundul tak berdaun. Ternyata suara itu adalah suara yang berasal dari Atlas
yang terjatuh dari pohon mulberry karena sudah tidak kuat menahan berat
tubuhnya sendiri yang membengkak kekenyangan.
Monarch pun menghampiri
Atlas. “Atlas kau tak apa-apa?” tanya Monarch. “Bagaimana kau bisa mengatakan
aku tak apa-apa, kau tak lihat aku terjatuh dari pohon?” jawab Atlas yang merasa
tak mau Monarch banyak bicara karena takut ditanyakan tentang daun mulberry
yang telah Atlas habiskan. Mereka pun kemudian merayap mencari tempat berteduh.
Sesampainya di bawah pohon pisang Atlas berkata “sudah, aku akan berteduh di
sini saja, kau sana cari daun segar lagi untukku”. Pernyataan Atlas itu
mengingatkan Monarch yang lupa bahwa saat ia tertidur pulas tadi, ia sedang
menunggu gilirannya makan daun mulberry. “Baik Atlas aku akan mencari makanan
lagi, kebetulan aku belum makan” ujar Monarch yang sama sekali tak mencurigai
Atlas yang rakus dan hanya ingin berteman dengan Monarch karena Monarch dapat
mencarikan makanan yang segar untuknya.
Monarch kemudian merayap, ia
merasa sangat lapar dan memutuskan untuk kembali ke pohon mulberry. Monarch
berpikir akan ada sisa daun segar yang disisakan oleh Atlas untuknya. Ia tak
menyadari bahwa sebelumnya Atlas telah mengahabiskan seluruh daun di pohon
mulberry. Rasa tidak sabar untuk segera makan pun membuat Monarch terburu-buru.
Kiranya jarak 1 meter dari pohon mulberry, tiba-tiba Monarch melihat manusia
yang membawa sebuah tabung besar berselang besi mendekati pohon mulberry. Entah
apa yang manusia itu katakan Monarch tidak mengerti, yang pasti Monarch melihat
ternyata pohon mulberry tersebut sudah tak berdaun dan manusia itu
menyemprotkan cairan ke pohon mulberry dengan mimik muka seperti sedang merasa
kesal dan marah.
Monarch merasa sedih karena
ia tidak dapat makan daun mulberry segar. Padahal ia sangat merasa lapar. Ia
pun merayap mencoba mencari dedaunan segar yang akan bisa ia makan. Saat sedang
mencari-cari Monarch tiba-tiba teringat manusia yang menyemprotkan cairan ke
pohon mulberry. Ia mencoba menebak, kira-kira cairan apa yang di semprotkan ke
pohon mulberry tersebut. Seketika Monarch langsung teringat Atlas, ia takut
daun yang mulberry yang telah Atlas makan beracun, karena sepertinya manusia
yang datang ke kebun tersebut adalah pemilik pohon mulberry. Pastinya manusia
itu telah menyemprotkan menyubur dan cairan anti hama pada pohon mulberry
tersebut sebelum daun-daun itu Atlas makan, tebak Monarch.
Monarch akhirnya memutuskan
untuk kembali menghampiri Atlas untuk memastikan keadaan Atlas. Sesampainya di
bawah pohon pisang terlihat Atlas seperti tertidur pulas. Monarch mendekati
Atlas kemudian berkata “Hai Atlas”, Atlas tak menjawab. Berulang kali Monarch
mencoba membangunkan Atlas, tetapi Atlas tetap tak terbangun. Sampai pada
akhirny Monarch sadar bahwa Atlas telah mati karena keracunan. Monarch merasa
sangat sedih kehilangan Atlas sahabatnya, ia merasa bersalah telah menunjukan
daun mulberry yang beracun itu pada Atlas. Monarch menangis tak tahu apa yang
harus ia lakukan. Monarch pun merayap mengambil dedaunan yang telah gugur untuk
menutupi tubuh Atlas yang kini telah tiada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar